Kapten dari BetBoom Team secara langsung menyebutkan alasan kegagalan tim

Vitaliy "Save-" Melnik, kapten dari BetBoom Team , berpendapat bahwa penyebab kekalahan beruntun selama DreamLeague 25 berasal dari pembaruan patch 7.38 yang baru-baru ini. Klaimnya adalah bahwa para pengguna tidak tahu lagi bagaimana cara bermain Dota 2.

Pemain tersebut mengungkapkan kekhawatirannya setelah pertandingan selama wawancara.

“Setelah patch dirilis, kami terpengaruh terlalu kuat di atas segalanya. Sejujurnya, kami tidak bisa menemukan cara bermain. Perlahan, kami belajar pendekatan yang lebih baik. Itulah mengapa, setiap pertandingan, kami lebih baik dari yang sebelumnya. Itu saja bagi saya, saya merasa patch ini benar-benar **** kami semua”

Save mengangkat poin bahwa empat pertandingan berturut-turut telah kalah akibat penyesuaian konstan terhadap fitur baru dalam patch. Dia menyatakan bahwa ada banyak hal yang bisa dihargai dalam patch baru, tetapi ada beberapa masalah mencolok yang perlu diatasi juga. Kapten dari BetBoom Team menjelaskan bahwa desain peta perlu disesuaikan lagi, begitu juga dengan mekanik Tormentor.

"Saya menghargai patch yang membawa beberapa elemen baru. Namun, pada saat ini, saya tidak menyukainya. Banyak hal yang perlu dikerjakan. Peta, misalnya, bersama dengan Tormentor. Saya tidak berpikir itu seharusnya berfungsi seperti ini. Mungkin itu tidak seharusnya begitu berdampak dalam pertempuran. Peta juga terasa tidak tepat. Segala sesuatu yang penting disimpan di sudut-sudut. Pos-pos dekat portal telah dihapus, yang membatasi kemungkinan rotasi. Akibatnya, menangkap lawan dalam transisi sangat sulit"

Jelas bahwa Save bukan satu-satunya yang menyuarakan kekhawatiran mengenai ultimatum dari Tormentor. Masalahnya adalah bahwa tim pertama yang membunuh Tormentor pada tanda 15 menit memiliki posisi yang sangat kuat yang meningkatkan peluang mereka untuk menang tanpa kontes.

Manajer Team Spirit sebelumnya telah menghebohkan komunitas dengan informasi mengejutkan yang dia ungkapkan tentang Ivan “Pure” Moskalenko.